Minggu, 16 Oktober 2011

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP KEADILAN DAN HAK ASASI MANUSIA

Dengan semakin majunya zaman, terkadang nilai-nilai sentral kehidupan mulai banyak dihiraukan. berikut ini adalah pembahasan saya dalam bentuk essai mengenai modernisasi dan kaitannya dengan Hak Asasi Manusia. semoga bermanfaat :)



PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP KEADILAN DAN HAK ASASI MANUSIA
Globalisasi, modernisasi dan teknologi adalah tiga hal yang saling berkaitan dan tengah kita alami sekarang ini. Teknologi sebagai wujud peradaban manusia mengalami perkembangan yang signifikan dari masa ke masa. Kemajuan ilmu dan teknologi pada awalnya bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia namun dewasa ini teknologi justru menimbulkan permasalahan serta keresahan baru bagi kehidupan manusia. Ketika segala ‘urusan’ itu semakin mudah maka ada banyak hal dasar yang nyaris terlupakan. Hal-hal dasar tersebut antara lain seperti sosialisasi antar sesama manusia, semakin rendahnya kepedulian terhadap lingkungan hingga yang teburuk adalah terabaikannya hak-hak asasi sebagai manusia.
Disadari atau tidak teknologi telah menciptakan sesuatu yang tidak diprediksi sebelumnya. Dalam perkembangannya, teknologi telah mengalami degradasi nilai yang pada akhirnya dapat membawa manusia kepada suatu titik tertentu yang justru dapat berdampak buruk untuk manusia itu sendiri.
Dalam essai ini penulis akan mengurai masalah yang timbul akibat dari kemajuan teknologi yang tidak terkontrol.  Mengapa perkembangan teknologi berdampak buruk bagi kehidupan manusia? Bagaimana pengaruh teknologi terhadap hak asasi dan keadilan manusia? Adalah pertanyaan-pertanyaaan yang manjadi fokus penulis untuk dikaji lebih mendalam.

Teknologi, apakah teknologi itu?
Untuk mengawali pembahasan ini, pertama kita harus memahami definisi dari teknologi. Teknologi sendiri berasal dari istilah ‘ tecne’  yang berarti seni (art) atau keterampilan (skill). Menurut Dictionary Of Science, teknologi merupakan penerapan pengetahuan teoritis pada masalah-masalah praktis. Teknologi mencakup kegiatan produksi, pemakaian dan pemeliharaan piranti kehidupan. Sederhananya teknologi merupakan penemuan benda atau alat yang merupakan suatu wujud implementasi dari ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh manusia. Teknologi ini pada mulanya digunakan untuk mempermudah kegiatan manusia, sehingga dapat dikatakan pula bahwa teknologi merupakan alat pelengkap dalam kehidupan manusia.

Bagaimana perkembangan teknologi dalam peradaban kehidupan manusia?

Jika diuraikan teknologi merupakan warisan berharga dari nenek moyang kita. Perkembangan teknologi tidak terjadi begitu saja dan berlangsung dalam kurun waktu singkat, melainkan telah dimulai sejak ratusan ribu tahun yang lalu. Teknologi pertama adalah ketika manusia purba mulai menggunakan batu sebagai alat untuk mempermudah pekerjaan mereka. Banyak hal yang dapat dilakukan manusia purba dengan teknologi batu yang dimilikinya, antara lain memotong hewan buruannya, memecah kacang-kacangan dan buah berkulit keras bahkan menghasilkan api dari kedua batu yang saling digesekkan. Pola pikir manusia purba terus berkembang.Teknologi selanjutnya yang ditemukan oleh manusia purba adalah roda. Diawal penemuannya roda diaplikasikan pada gerobak-gerobak sederhana yang digunakan untuk mempermudah pengangkutan barang yang berat dan lokasi yang jauh. Roda ini kemudian berkembang dan digunakan sebagai bagian utama alat transportasi hinga saat ini.
Ilmu pengetahuan mempunyai andil besar terhadap penemuan-penemuan akan teknologi. Beberapa diantaranya yang telah merubah peradaban kehidupan manusia antara lain: penemuan mesin uap oleh James Watt dari Inggris, mesin  4 tak oleh  Nicolaus Otto dari Jerman, mesin diesel oleh Rudolf Diesel dari Jerman, mesin cetak oleh  Johannes Guttenberg dari Jerman, mesin ketik oleh Christopher Sholes dari Amerika, radio oleh C. Marconi dari Italia, televisi ditemukan olah  J.L. Baird & C.F. Jenkins dari Amerika, telegraf oleh Samuel F.B. Morse dari Amerika Serikat, telepon versi lama oleh  Alexander Graham Bell dari Amerika Serikat yang kemudian diperbaharui versinya oleh Antonio Meucci dari Italia, dinamo oleh Michael Faraday dari Inggris, elektromagnet oleh Williarn Sturgeon dari Inggris, bola lampu  dan proyektor film oleh Thomas Alva Edison dari Amerika Serikat.
Penemuan lain adalah piringan hitam oleh Alexander Graham Bell dari Amerika Serika, batu baterai oleh Volta dari Italia, termometer oleh Galileo Galilei dari Italia, korek api oleh Robert Boyle dan John Walker, kapal api oleh Robert Fulton dari Amerika Serikat, kapal selam oleh Cornelius van Drebbel dari Belanda, sinar Rontgen oleh Wilhelm Conrad Rontgen dari Jerman, stetoskop oleh Rene Laennec, lensa ditemukan Anthony Van Leuwenhook dari Belanda, mikroskop ditemukan Zacharias Janssen, teleskop oleh H. Lippershey, penemu kamera Adalah Louis Jacques Monde da Guerre & Edwin Land dari Amerika, pesawat terbang  ditemukan Wilbur dan 0. Wright Berasal dari Amerika, kereta api oleh Murdocks dari Inggris, sepedaoleh Civrac dari Prancis, balon terbang oleh Sir F. Whittle, dinamit olah Alfred Nobel dari Swedia, lensa kaca mata oleh Benyamin Franklin, mesin hitung  oleh Blaise Pascal Prancis, mobil oleh Gottlich Daimler , motor oleh Nikola Tesla, tank ditemukan Sir Ernest Swinton , traktor ditemukan Benyamin Holt, tangga jalan ata yang lebih umum disebut eskalator ditemukan oleh Elis G. Otis  serta penemuan kawat pijar oleh Irving Langmuir.

Revolusi Industri sebagai awal pesatnya perkembangan teknologi dunia.
Salah satu pemicu perkembangan teknologi secara pesat adalah revolusi industri. Era yang dikenal sebagai Revolusi Industri merupakan periode di mana perubahan mendasar terjadi di bidang pertanian, tekstil, pertambangan, transportasi, kebijakan ekonomi dan struktur sosial di Inggris. Periode ini tepat diberi label "revolusi," karena menghancurkan secara keseluruhan cara lama untuk melakukan berbagai hal khususnya dalam bidang produksi. Istilah Revolusi sendiri didefinisikan sebagai perubahan drastis yang jangkauannya jauh merubah cara berpikir dan berperilaku manusia. Selain itu Revolusi Industri adalah suatu bentuk inovasi budaya yang mempengaruhi kehidupan masyarakat yang berlangsung  hingga saat ini.

Bagaimana Revolusi Industri dapat merubah cara dunia dalam memproduksi barang?

Akhir abad ke-18, muncul sebuah revolusi baru yaitu Revolusi Industri yang mengubah cara dunia dalam memproduksi barang. Selama Revolusi Industri, struktur sosial masyarakat berubah secara drastis. Sebelum Revolusi kebanyakan orang tinggal di desa-desa kecil, bekerja baik di sektor pertanian atau sebagai pengrajin terampil. Mereka tinggal dan bekerja sebagai sebuah keluarga, melakukan segalanya dengan tangan. Bahkan, pekerjaan utama dari tiga perempat penduduk Inggris yang tinggal di pedesaan adalah bertani.

Sebelum 1760 pembuatan tekstil dikerjakan di rumah, tahap produksi yang dilakukan oleh perempuan dan anak. Namun  sistem pabrik mengubah cara mereka bekerja, pekerjaan menjadi dilakukan jauh dari rumah. Di pabrik proses produksi tidak lagi dilakukan dengan cara manual setelah ditemukannya mesin pemintal kapas yaitu ‘jenny’ yang diciptakan oleh James Hargreaves (1720-1778). Mesin ini dapat memintal lebih dari sepuluh kali lipat benang kapas sehingga pekerjaan yang dihasilkan jauh lebih cepat dari sebelumnya. Dan industri yang paling penting dalam kebangkitan Inggris sebagai negara industri adalah tekstil katun.
Perkembangan teknologi setelah ditemukanya mesin pintal ‘jenny’

Setelah diciptakannya ‘jenny’, kemudian muncul temuan-temuan mesin baru yang mendorong lahirnya industri-industri besar berikutnya. Penemuan-penemuan tersebut meliputi penemuan mesin uap yang dikembangkan di Inggris oleh Thomas Savery (1698) dan Thomas Newcomen (1705), ini merupakan mesin uap pertama yang digunakan untuk memompa air dari tambang batu bara. Tahun 1760 seorang insinyur Skotlandia, James Watt (1736-1819) menciptakan suatu mesin yang bisa memompa air tiga kali lebih cepat yaitu mesin Newcomen. Pada 1782, Watt mengembangkan mesin rotari yang bisa mengubah mesin poros dan pergi ke kekuatan mesin berputar dan menenun kain kapas. Selain itu adapun penemuan media komunikasi baru diciptakan yang kemudian disebut telegraf. Penenuan telegraf ini membuat komunikasi lebih cepat.

Dengan adanya revolusi di bidang pertanian, transportasi, komunikasi dan teknologi, Inggris mampu menjadi negara industri pertama di dunia. Kemudia revolusi Industri Inggris ini menyebabkan perubahan besar dalam cara hidup masyarakat. Perubahan yang cepat di bidang ekonomi yaitu dari kegiatan ekonomi agraris pada ekonomi industri yang menggunakan mesin dalam mengolah bahan mentah hingga menjadi bahan siap pakai.

Bagaimana Revolusi Industri Inggris mempengaruhi negara-negara lain?

Revolusi industri Inggris yang terjadi selama abad 18 hingga abad 19 ini kemudian berkembang di negara-negara lain seperti Belgia, Perancis Jerman dan Amerika Serikat. Belgia menjadi negara kedua untuk industrialisasi. Antara 1830 dan 1870, bangsa Belgia mengalami kemajuan pesat dibidang industri berat dengan dukungan keuangan yang lebih dari pemerintah. Kemudian Perancis memulai industrialisasi pada pertengahan tahun 1700-an. Tapi kemajuan itu berhenti di tahun 1700-an dan 1800-an karena Revolusi Perancis dan perang penguasa Prancis, Napoleon Bonaparte. Setelah Perang Dunia II (1939-1945), pemerintah Perancis kembali memulai serangkaian rencana nasional untuk memodernisasi ekonomi. Perkembangan berikutnya terjadi di Jerman. Negara ini memiliki sumber daya alam yang dibutuhkan untuk industrialisasi. Antara tahun 1830 dan 1850, produksi batubara di Jerman berkembang dua kali lipat. Sekitar tahun 1850, pertambangan bijih besi di Jerman mulai meningkat tajam. Negara diluar Eropa pertama yang mengalami perkembangan dalam bidang industrinya adalah Amerika Serikat. Produksi industri, terutama tekstil dan logam ringan, mulai meningkat tajam di Amerika Serikat pada tahun1820.

Revolusi membuat produk dengan mudah tersedia dan memberikan kenyamanan baru serta kemudahan kepada mereka yang mampu, yaitu mereka yang berada di kelas menengah, yang terdiri dari pebisnis dan para profesional. Mereka yang berada dalam kalangan menengah ini memperoleh kekuasaan dan mejadi elit penting dalam berbagai hal terutama ekonomi dan politik.

Revolusi industri dapat dikatakan pula sebagai kunci asal usul masyarakat Barat yang modern. Tetapi revolusi tersebut lebih dari sekedar mesin-mesin baru nan canggih, pabrik-pabrik besar yang menjulang sebagai penambah kemegahan kota, peningkatan produktivitas serta peningkatan standar hidup, dibalik semuaya itu terdapat beberapa dampak yang ditimbulkannya. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif.

Lalu, apa dampak yang ditimbulkan oleh Revolusi Industri?

Sudah pasti dampak positif yang paling menonjol dengan adanya revolusi ini adalah kemajuan dalam bidang teknologi. Bersamaan dengan lompatan besar dalam teknologi, ada dampak lain yang ditimbulkan oleh revolusi ini yaitu memburuknya situasi sosial ekonomi dan budaya masyarakat.
 Harold Perkin mengatakan:
"the Industrial Revolution was no mere sequence of changes in industrial techniques and production, but a social revolution with social causes as well as profound social effects" [The Origins of Modern English Society, 1780-1880 (1969)].

 " Revolusi Industri tidak hanya merupakan urutan perubahan dalam teknik industri dan produksi, tetapi sebuah revolusi sosial dengan penyebab sosial serta dampak sosial yang besar", [The Origins of Modern English Society, 1780-1880 (1969)].

Bagaimana Revolusi Industri memperlakukan hak asasi pekerja sebagai manusia?

Pertumbuhan kota-kota besar termasuk dalam konsekuensi utama dari Revolusi Industri. Lapangan pekerjaan seolah terpusat hanya di kota sehingga banyak penduduk pedesaan melakukan urbanisasi untuk mendapatkan pekerjaan serta memperbaiki taraf hidup keluarga mereka. Akibat penumpukan penduduk, kota-kota ini  kemudian menjadi ramai, kotor dan tidak teratur.

Disinilah kemudian muncul suatu dampak hebat ketidak adilan dan terabaikannya hak-hak asasi pekerja dan masyarakat kalangan bawah sebagai manusia. Sungguh peristiwa yang sangat dramatis ketika perempuan dan anak-anak bekerja sebagai buruh kasar dan diberi upah sangat kecil, upah yang lebih rendah dari upah laki-laki. Anak-anak yang bekerja berusia di bawah 10 tahun, mereka bekerja 10 hingga14 jam sehari selama enam hari seminggu. Perempuan dan anak-anak bekerja dengan mesin-mesin yang  memaksa mereka untuk bekerja lebih cepat dan tanpa istirahat. Beberapa diantaranya cacat karena pekerjaan kasar dan berat yang  mereka lakukan atau bahkan  cacat karena mesin yang tidak aman.

Kondisi pabrik dimana mereka bekerja sangat memprihatinkan. Dimulai dari ventilasi pabrik yang buruk, lingkungan kerja  berisik, kotor, lembab dan kurang terang. Pabrik-pabrik ini adalah tempat yang tidak sehat dan berbahaya untuk bekerja. Sebagian besar pekerja pabrik sangat miskin dan tidak bisa membaca dan menulis. Kondisi serupa dialami pekerja dilingkungan tempat mereka tinggal. Mereka tinggal di pemukiman kumuh yang tidak sehat. Kondisi pabrik dan tempat tinggal yang tidak layak ini akhirnya menimbulkan wabah penyakit kolera dan tipus. Selama awal Revolusi Industri sekitar 50% bayi meninggal sebelum usia dua tahun.Tidak hanya di pabrik tekstil, perempuan dan anak-anak juga dipekerjakan di pertambangan batubara. Sehingga dapat ditemui seluruh anggota keluarga bekerja berdampingan di tambang.

Ada beberapa alasan menjadikan anak-anak sebagai pekerja diantaranya anak-anak dapat dikontrol lebih mudah dibandingkan orang dewasa, kontrol ini umumnya melalui pemukulan dan kekerasan. Anak-anak juga memiliki tangan yang lebih kecil, yang sering dibutuhkan untuk mencapai bagian-bagian tertentu dari mesin. Selain itu, majikan menganggap bahwa anak-anak lebih mudah dibentuk dan disesuaikan dengan metode baru yang jauh lebih baik dibandingkan dengan pekerjaaan yang dilakukan oleh orang dewasa. Selain itu anak-anak juga dikirim untuk bekerja di pertambangan untuk mendapatkan lebih banyak batubara, seringkali mereka ditempatkan di lubang galian kecil yang lebih dalam dan berbahaya untuk memperoleh hasil lebih banyak.

Kondisi sosial yang buruk di Inggris diabaikan begitu saja oleh kelas penguasa. Mereka tidak memeperhatikan keselamatan dan kesejahteraan pekerja. Seperti kata Rousseau, "Peradaban merusak orang". Beberapa pengusaha sengaja membuat pekerja menjadi kelompok yang tetap rendah.

Ketidak pedulian para penguasa tersebut kemudian memunculkan aksi protes para pekerja. Mereka melakukan mogok kerja dan kerusuhan. Dalam kerusuhan, para penganggur menghancurkan mesin sebagai upaya balas dendam terhadap majikan mereka tidak lagi memberi mereka pekerjaa. Selain penganggur, pekerjapun mengambil bagian dalam kerusuhan dengan menghancurkan mesin-mesin sebagai protes terhadap upah mereka yang rendah dan kondisi kerja yang mengerikan. Di tahun 1811, muncul kelompok terorganisir para pekerja dan pengangguran yang disebut Luddites mulai melakukan kekacauan terhadap mesin tekstil. Gerakan ini menentang ketidakadilan dari sistem pabrik. Hingga kemudian muncul undang-undang yang melindungi para pekerja dan membatasi jam kerja bagi anak-anak sesuai dengan usianya.

Inilah salah satu peristiwa yang menjadi bukti terabaikannya keadilan dan kepedulian terhadap sesama ketika teknologi menjadi semakin canggih. Ketika manusia kian diperbudak oleh teknologi sehingga moral dan etika tidak lagi dijadikan sebagai landasan dalam kehidupan sosial. Revolusi Industri tidak dapat dikatakan sebagai sebuah revolusi yang baik bagi planet ini. Dari waktu dimulainya, pabrik-pabrik dan industri telah meningkatkan jumlah karbon dioksida akibat dari pabrik-pabrik yang berproduksi dan kian menipisnya persediaan sumber daya alam. Pencemaran oleh limbah nuklir, pestisida dan bahan kimia lain juga hasil dari Revolusi Industri. Salah satu warisan revolusi industri yang dapat dirasakan hingga saat ini adalah sistem kapitalis dalam bidang ekonomi.

Bagaimana kehidupan masyarakat dunia pasca Revolusi Industri?

Dampak lain kemajuan teknologi meliputi kehidupan sosial masyarakat modern. Dengan semakin canggihnya teknologi saat ini, timbul budaya baru dalam kehidupan di masyarakat yaitu individualistik. Pekembangan media elektronik seperti televisi, komputer, hingga telepon genggam membawa pengaruh terhadap sifat individualis masyarakat modern. Mereka seperti telah dimanjakan kehidupan sehari-harinya dengan teknologi, sehingga merasa tidak lagi merasa penting untuk bersosialisasi.

Akibatnya tingkat ketergantungan terhadap teknologi menjadi sangat tinggi. Contoh sederhananya saja pengaruh telepon genggam. Diabad ini memiliki telepon genggam secara tidak langsung telah menjadi suatu ‘keharusan’ dalam rutinitas sehari-hari. Dimulai dari pekerja, mahasiswa, pelajar hingga anak-anak saat ini sudah bergantung dengan teknologi satu ini. Berbagai macam fitur yang ditawarkan membuat sebagian besar orang merasa cukup dengan apa yang ‘ditawarkan’ tersebut. Anak-anak mulai mengasingkan diri karena asyik bermain game dari  handphone, tanpa perlu lagi bermain petak umpet bersama teman sebaya. Para pekerja dan pebisnis semakin sibuk dengan pekerjaannya, mereka menyimpan berbagai pesan, data dan nomor-nomor penting di dalam telepon genggam sehingga dapat dibayangkan bagaimana kelabakannya mereka saat telepon genggamnya tertinggal di suatu tempat atau bahkan hilang. Kehidupan menjadi benar-benar bergantung pada teknologi.

Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah jika teknologi begitu berpengaruh pada kehidupan masyarakat modern lalu dimana letak ketidak adilan yang ditimbulkannya? Untuk menjawab pertanyaaan ini ada beberapa penguraian yang diperlukan untuk memperjelasnya. Kemajuan teknologi merupakan ‘surga’ bagi mereka yang memilikinya karena tentu saja memiliki benda berteknologi tinggi akan mempermudah pekerjaan mereka. Untuk memiliki benda-benda berteknologi maka dibutuhkan uang untuk membelinya. Hal ini tidak kan menjadi masalah berarti untuk mereka yang memiliki cukup materi. Maka yang kemudian terjadi adalah kesenjangan sosial

Bioteknologi sebagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Teknologi terus menemui pola perkembangannya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Setelah revolusi industri yang telah dibahas sebelumnya, berikutnya penulis akan menguraikan suatu fenomena yang masih menjadi perdebatan masyarakat bahakan ilmuwan dunia yaitu perkembangan bioteknologi. Dalam bioteknologi, perkembangan yang dicapai seperti rekayasa genetika dan teknologi kloning menandakan kemajuan teknologi yang begitu dasyat. Disisi lain bioteknologi ini menimbulkan polemik baru berupa kekhwatiran sejumlah kalangan dengan dampak tak terkendali yang mungkin akan tejadi.
Apa itu rekayasa genetika?
Rekayasa genetika merupakan Ilmu mengubah dan gen kloning untuk menghasilkan suatu sifat baru pada suatu organisme atau untuk membuat substansi biologis, seperti protein atau hormon. Rekayasa genetika terutama melibatkan penciptaan DNA rekombinan, yang kemudian dimasukkan ke dalam bahan genetik dari sel atau virus. Pengertian rekayasa genetika ini dapat disederhanakan kembali menjadi sebuah proses pengubahan sel sperma dan sel telur untuk menghasilkan karakteristeik yang diinginkan pada pada keturunannya nanti.

Rekayasa Genetika banyak digunakan di masyarakat saat ini. Contoh utama adalah penerapannya pada bidang kedokteran. Pengembangan rekayasa genetika telah menyebabkan perkembangan seperti pembuatan insulin manusia, hormon pertumbuhan manusia dan bahkan vaksin untuk hepatitis B. Rekayasa genetika juga terjadi pada buah-buahan dan sayuran yang memungkinkan petani untuk memproduksi makanan dengan resistensi hama dan bakteri yang rendah, suhu tumbuh  yang lebih baik dengan hasil lebih tinggi.

Dampak makanan yang mengalami rekayasa genetika atau yang kemudian lebih sering disebut dengan makanan transgenik sangat beragam. Sebagai contoh fenomena tomat ‘santo’ yang dilarang peredarannya karena berbahaya bagi manusia serta produk susu yang dihasilkan dari sapi transgenik juga terbukti berbahaya bagi manusia. Dalam essai ini tidak akan dibahas secara mendetail dampak dari rekayasa genetik pada tanaman. Namun penulis berfokus pada kloning terhadap manusia yang berdampak munculnya ketidakadilan terhadap hak asasi manusia.

Bagaimana awal perkembangan dan tujuan rekayasa genetika?

Rekayasa genetika yang pada mulanya digunakan untuk mengobati penyakit keturunan seperti diabetes namun sekarang rekayasa genetika ini banyak dilakukan untuk menciptakan manusia-manusia baru yang berbeda baik dari segi postur fisik maupun sifat-sifatnya. Pada awalnya kloning bertujuan untuk menemukan cara menyembuhkan pasien dengan menggunakan jaringan mereka sendiri. Latar belakang pemikiran ini adalah jaringan yang tersusun disetiap bagian tubuh manusia memiliki keterikatan, sehingga akan lebih mudah dan memberi efek lebih kecil apabila penyembuhan tersebut mengunakan jaringan yang berasal dari tubuh yang sama. Embrio yang mengandung DNA pasien akan digunakan untuk membuat jaringan atau organ yang bisa menggantikan bagian yang cacat pada orang tersebut.

Sebelum digunakan pada manusia, kloning terlebih dahulu diujicobakan pada hewan.

Sebelum dilakukan pada manusia, kloning sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu pada hewan. Hewan-hewan kloning pertama diciptakan oleh Hans Dreisch di akhir 1800-an. Tujuan asli Dreich itu tidak menciptakan binatang secara identik, tetapi untuk membuktikan bahwa materi genetik tidak hilang selama pembelahan sel. Percobaan Dreich melibatkan landak laut. Hewan ini dipilih karena mereka memiliki sel embrio yang besar dan tumbuh secara mandiri dari induk  mereka. Dreich mengambil embrio bersel ganda (dua) dari landak laut.

        Tidak ada kemajuan besar dalam kloning sampai November tahun 1951, ketika sebuah tim ilmuwan di Philadelphia yang bekerja di laboratorium Robert Briggs melakukan kloning pada embrio katak. Tim ini tidak hanya memutuskan sel dari embrio, namun mereka mengambil inti dari sel embrio katak dan digunakan untuk mengganti inti sel telur katak lain yang tidak dibuahi. Setelah percobaabn tersebut disimpulkan dari sel telur terdeteksi bahwa katak hasil kloning ini  memiliki set lengkap kromosom yang digunakan  untuk membelah dan tumbuh. Ini adalah pertama kalinya proses transplantasi nuklir digunakan dan terus diterapkan hingga saat ini dengan metode lebih canggih.

Kasus kloning berikutnya yang menghebohkan dunia ilmu pengetahuan adalah keberhasilan kloning terhadap domba bernama Dolly. Dolly mampu bertahan hidup selama lima tahun. Berdasar inilah kemudian muncul pemikiran untuk kemudian melakukan kloning pada manusia. Mengangggap bahwa hal serupa akan dapat diterapkan pada manusia. Dengan melakukan kloning ini para orang tua dapat memilih sendiri karakteristik bayi yang diinginkannya. Kloning pada manusia ini memungkinkan para calon orang tua untuk ‘mendesain’ bayi sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Mereka dapat membuat anaknya memiliki kecerdasan super layaknya Albert Enstein, tubuh atletis serupa David Beckham dan paras rupawan seperti selebriti atau tokoh-tokoh idola mereka bahkan sebelum anaknya lahir.

Kloning pada manusia, bagaimana prosesnya?

Kloning manusia berarti membuat salinan genetik atau duplikat orang yang telah ada. Proses untuk melakukan kloning dimulai dengan mengambil inti dari sel somatik dari orang yang mempunyai gen baik. Kemudian inti dari sel somatik (nukleus) ini ada diletakkan ke dalam telur yang inti sel somatiknya telah dihilangkan (dikosongkan) sebelumnya. Inti dari sel somatik dapat diperoleh dari setiap sel embrio, janin, anak atau orang dewasa yang memiliki dua set kromosom. Sementara inti yang telah dihapus dari telur hanya berisi satu set kromosom. Setelah proses penanaman inti sel somatik maka telur atau zigot kemudian mengandung nukleus dan DNA yang berasal dari sel lainnya. Setelah itu telur akan membelah dan akan ditanamkan dalam rahim wanita. Bayi, dan kemudian anak serta orang dewasa, akan menjadi genetik duplikat dari orang yang inti sel aslinya diambil tadi. Seseorang yang dibuat dengan cara ini tidak akan memiliki seorang ibu atau ayah genetik, melainkan suatu "donor nuklir." Kloning manusia adalah jenis reproduksi aseksual dan proses kloning manusia yang dilakukan ini disebut dengan " Transfer Nuklir".
Dalam proses kloning tidak semua embrio dapat digunakan. Embrio adalah organisme yang tengah berkembang sejak hari ke empat setelah pembuahan atau sederhananya embrio merupakan sel telur yang telah dibuahi. Hanya embrio yang dianggap sempurna dan memenuhi kriteria saja yang dipakai. Embrio yang tidak terpakai ini kemudian dibuang. Pembuangan embrio yang tidak digunakan ini sama halnya dengan membunuh calon manusia baru. Bukankah setiap orang bahkan ketika ia masih dalam bentuk embrio sekalipun mempunyai hak untuk hidup seperti lainnya. Ketidak adilan sebenarnya telah terjadi sejak tahap ini.

Seperti diketahui bahwa kloning yang diuji cobakan pada hewan banyak yang tidak berhasil. Ketidak berhasilan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti teknologi yang diguanakan, kesalahan pemrograman dalam bahan genetik dari sel donor,  hingga sel yang dijadikan obyek kloning tidak sepenuhnya dapat bekerja secara maksimal pada organ baru. Banyak dari hewan hasil kloning memiliki kelainan pada fungsi hati dan ginjal serta memiliki kekebalan tubuh yang rendah. Hewan kloning inipun kebanyakan tidak berumur panjang. Bahkan untuk kasus kesuksesan Dolly saja umur yang dimiliki adalah 5 tahun, lebih muda 6 tahun dari umur domba normal hasil reproduksi seksual. Dan perlu diketahui pula untuk menciptakan Dolly dibutuhkan implan sebanyak  277 telur untuk mendapatkan satu domba kloning. Tingginya tingkat keguguran pada hewan juga akan terjadi pada manusia pelakon kloning. Lebih dari 90% dari upaya kloning gagal menghasilkan keturunan layak. Kloning manusia menimbulkan resiko yang serius dengan menghasilkan anak-anak yang gagal, tidak sehat, bahkan cacat. Masalah lainnya dapat terdiri dari mutasi, penularan penyakit mitokondria, dan efek negatif dari bahan genetik, hal ini dapat disebabkan karena kebanyakan satu gen memiliki lebih dari satu efek. Sama halnya dengan kloning hewan, kloning pada manusia akan menghasilkan tingkat kegagalan yang tinggi yang akan mengambil nyawa tak terhitung atau embrio untuk mencapai titik keberhasilan.

Jikalaupun kloning yang diklakukan berhasil maka yang menjadi masalah berikutnya adalah keadaan bayi hasil kloning tersebut. Melihat dari beberapa kasus hewan kloning yang tidak berumur panjang, bayi hasil kloning pun memiliki prosentase kehidupan yang relatif lebih pendek dari manusia normal. Hal lain yang menjadi kemungkinan adalah apabila bayi kloning yang dihasilkan tidaklah sesempurna yang direncanakan, misalnya saja memiliki cacat jasmani maupun cacat secara mental. Meskipun teknologi yang digunakan cukup canggih, namun kemungkinan-kemungkinan seperti ini tetap saja dapat terjadi. Lalu bagaimanakah nasib bayi yang ‘kebetulan’ dilahirkan cacat, apakah mereka akan dibuang mengingat sejak awal ia telah direncanakan lahir secara sempurna.


Wujud ketidakadilan sebagai dampak dari kloning pada manusia.

Bayi kloning merupakan bayi yang lahir dengan karakteristik yang diinginkan oleh orang tuanya. Setiap orang tua sudah pasti mengiginkan kesempurnaan bagi anaknya. Jika setiap anak nantinya terlahir secara sempurna seperti keinginan orang tua, maka tidak akan ada keragaman sikap dan sifat alami. Setiap anak akan terlahir sama sempurnanya satu dengan lainnya, maka dapat dibayangkan betapa memmbosankannya dunia ini. Tidak ada apresiasi atau nilai potensi yang unik seseorang dan kemampuan karena mereka dapat direproduksi. Kloning menciptakan begitu banyak orang yang  mengubah kolam gen dan  menghasilkan begitu banyak duplikat serta replika. Keragaman manusia selalu menghasilkan orang-orang dengan berbagai bakat dan individu dengan sistem kekebalan tubuh lebih kuat terhadap penyakit dalam kelangsungan hidup manusia.
 Dan ketika manusia-manusia kloning ini telah merasa bahwa ia sempurna maka tidak lagi ada keinginan untuk menghargai sesama. Menjadi sangat individualis. Lalu bagaimanakah mereka menghadapi kehidupan kelak dimana pada hakekatnya setiap manusia pasti membutuhkan manusia lainnya.

Memang teknologi kloning ini bermanfaat bagi orang-orang yang mempunyai pasangan dengan masalah kesuburan. Kloning akan membantu mereka. Disisi lain usaha untuk mengkloning manusia saat ini dianggap memunculkan potensi bahaya, tidak etis dan tidak bertanggung jawab. Jika kemudian kloning dilegalkan oleh negara maka akan ada banyak dampak yang akan terjadi.

Kloning reproduksi terhitung mahal. Dalam hal ini tentu saja yang dapat menikmatinya adalah orang-orang yang mempunyai kecukupan materi. Rekayasa genetika akan menyebabkan kesenjangan besar antara negara kaya dan negara berkembang. Negara-negara kaya memiliki pengetahuan dan teknologi untuk membuat  manusia-manusia yang unggul dan sempurna, sementara negara-negara berkembang akan terus jatuh lebih jauh di belakang.
Kloning pemicu komersialisasi embrio dan gen potensial.
Jika permintaan kloning terus meningkat, tidak menutup kemungkinan  jika kemudian kloning dijadikan sebagai ajang komersial. Mengingat jasa kloning dilakukan oleh para peneliti yang bekerja baik untuk perusahaan bioteknologi di universitas atau laboratorium dengan signifikan taruhan keuangan secara pribadi, departemen, atau kelembagaan dalam keberhasilan perusahaan biotek komersial. Maka bukan tidak mungkin akan menimbulkan satu fenomena baru, perdagangan sel telur atau embrio secara massal. keterbelakangan ekonomi masyarakat pada negara berkembang bisa jadi alasan wanita-wanita kurang beruntung secara ekonomi untuk menjual embrio dan gen-gen berkualitas baik mereka. Perdagangan embrio ataupun organ tubuh tentunya melanggar etika.

Artinya dengan perkembangan rekayasa genetika ini manusia tidak memiliki hak-hak yang bebas lagi.  Disinilah kemudian dampak-dampak buruk kemajuan teknologi yang tidak terkontrol dikaitkan dengan keadilan sosial. Keadilan ditinjau dari sisi anak hasil kloning maupun keadilan bagi wanita. Dari sisi anak-anak hasil kloning mereka adalah kelompok minoritas, kehadiran mereka bisa saja tidak diterima dalam masyarakat. Ini tentunya akan berdampak pada psikologis mereka, inilah wujud ketidak adilan yang dirasakan, mereka adalah ciptaan manusia dan harus menerima beban psikologis yang berat ketika benar-benar hidup ditengah masyarakat. Ketidak adilan disisi perempuan terjadi ketika rekayasa genetika ini berkembang secara pesat, wanita-wanita sehat menjadi obyek utama untuk diambil embrio dan gen-gen mereka. ‘Pengambilan’ embrio dan gen ini dapat terjadi secara suka rela (wanita tersebut menjadi donor) ataupun kemungkinan terburuk kebutuhan ekonomi mendesak mereka untuk memberikan embrio dan gen yang mereka punya.

Charles Birch yang menggeluti masalah eugenika menyajikan tiga keberatan jika eugenika termasuk kloning diterapkan pada manusia. Ketiga keberatan itu adalah:
·         Menurunnya keanekaragaman gen dalam susunan genetis spesies Homo Sapiens (manusia). Keanekaragaman genetis merupakan kunci dalam evolusi selama ini dan masa datang.
·         Pengetahuan masyarakat mengenai konsep ‘super human’ masih sangat terbatas. Sampai sekarang belum ada genotip yang sempurna. Setiap orang termasuk si jenius sekalipun memiliki gen yang berkaitan dengan sifat yang tidak diinginkan.
·         Sangat diragukan kalau pemuliaan selektif untuk emmperoleh sejumlah sifat yang diinginkan akan dilakukan secara efisien.

Manusia menjadi mulia bukan karena memiliki kualitas genetis yang unggul yang dengan mudah dapat mengatasi masalah, melainkan kesempurnaan adalah kemampuan untuk bertahan mengadapi masalah dengan segala keterbatasan yang dimilikinya. Sehingga tidak menjamin bahwa kesempurnaan gen yang dimiliki memberikan ‘kesuksesan’ dalam menjalani kehidupannya.

Bagaimana kaitan teknologi dengan keadilan terhadap manusia?
  
Teknologi yang diciptakan oleh manusia seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan merupakan perwujudan dari semakin berkembangnya peradaban manusia. Namun sayangnya kemajuan teknologi ini tidak diikuti oleh kemampuan serupa manusia dalam memperlakukan sesama. Perkembangan teknologi seolah hanya bisa dinikmati oleh sebagian masyarakat terutama kalangan masyarakat menengah ataupun masyarakat kalangan atas. Sedangkan masyarakat kalangan bawah tidak dapat turut menikmati segala teknologi canggih yang ditawarkan dunia ilmu pengetahuan. Sama halnya dengan nasib negara-negara berkembang yang berhadapan dengan negara-negara maju. Untuk negara maju, mereka didukung dengan sumberdaya manusia unggul yang mampu mencipatakan teknologi-teknologi baru, sedangkan negara berkembang hanya akan mendapat imbas. Negara berkembang kebanyakan hanya akan menjadi konsumen untuk produk-produk berbasis teknologi yang dihasilkan oleh negara maju dan berkembang. Kemudian masyarakat negara berkembang menjadi sangat konsumtif.  Ini merupakan wujud ketidakadilan karena selamanya negara maju akan mendominasi negara berkembang yang tidak dapat berdiri sendiri.

Pada dasarnya teknologi adalah pelengkap dalam kehidupan manusia maka ketika dijadikan sebagai tujuan dan cita-cita peradaban, teknologi akhirnya akan berubah menjadi kekuasaan yang justru dapat membelenggu manusia itu sendiiri. Nocolas Berdyev dalam bukunya The Destiny of Man mengatakan:
 “Technical progrees testifies not only to man’s strength and power over nature; it not only liberales man but also weakens and enslaves him; it mechanizes human life and give man the image and semblance of machine” (Nicolas Berdyev, The Destiny of Man, hlm. 225-226 )
“Kemajuan teknik tidak saja membuktikan kekuatan serta daya manusia untuk menguasai alam, kemudian teknik itu tidak saja membebaskan manusia, tetapi juga memperlemah serta memperbudaknya, kemajuan itu memekanisasikan manusia dan menimbulkan gambaran serta persamaan manusia dengan mesin” (Nicolas Berdyev, The Destiny of Man, hlm. 225-226 )
Perkembangan teknologi haruslah memperhatikan nilai-nilai moral dan keadilan sosisal bagi masyarakat secara keseluruhan, tidak hanya bagi mereka yang memiliki uang tapi juga bagi mereka yang terlahir dengan materi cukup bahkan kurang. Tidak akan ada kemajuan kemanusiaan yang dapat dicapai ketika IPTEK dikembangkan tanpa etika.
Istilah kedilan sosial yang berarti  keadilan yang berhubungan dengan pembagian nikmat dan beban dari suatu kerja sama sosial khususnya yang disebut dengan negara. Keadilan sosial bukan sekadar masalah distribusi ekonomi saja, melainkan jauh lebih luas mencakup keseluruhan dimensi moral dalam penataan politik, ekonomi dan semua aspek kemasyarakatan yang lain.
Plato menyatakan keadilan merupakan kebajikan uatama, sedemikian utamanya sehingga dalam keadilan terkandung semua nilai kebajikan. Aristoteles menyatakan bahwa keadilan merupakan kebajikan yang lengkap dalam arti seutuhnya. Karena keadilan bukanlah nilai yang harus dimiliki dan berhenti pada taraf memilikinya bagi diri sendiri melainkan juga merupakan pelaksanaan aktif, dalam arti harus diwujudkan dalam relasi dengan orang lain.
Dari pegertian diatas maka jelaslah bahwa prinsip-prinsip keadilan harus diterapkan bagi seluruh masyarakat. Setiap hal yang ada termasuk perkembangan dan kemajuan teknologi layaknya mempertimbangkan dampak yang akan terjadi sebagai dampak yang ditimbulkan apakah telah adil bagai seluruh lapisan masyarakat ataupun tidak.
Bagaimana peran Pancasila terhadap keadilan sosial?
Indonesia sendiri sebagai salah satu negara berkembang yang dapat dikatakan tidak memiliki ilmuwan hebat untuk menciptakan suatu teknologi baru yang diakui secara internasional sebenarnya telah menjadikan masalah keadilan ini sebagai suatu hal yang dilindungi bahkan diakui. Deklarasi keadilan tertulis jelas dalam pancasila sila ke lima yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Dalam sila ini secara tersirat mengharuskan negara untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat, menggunakan seluruh isi bumi seperti air dan kekayaan alam lainnya yang terkandung untuk kemakmuran rakyat sebesar-besarnya serta memlihara fakir miskin dan anak-anak terlantar. Itu artinya bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan.
Berkaitan perkembangan teknologi yang tidak sejalan dengan nilai-nilai keadilan sesungguhnya manusia akan menuai suatu kerugian. Ketergantungan terhadap teknologi secara berlebihan yang digembor-gemborkan sebagai cermin masyarakat modern nyatanya telah mengikis rasa solidaritas sosial.
Ketika jaman sudah semakin modern dan manusia sangat tergantung dengan alat dan mesin-mesin, mereka tidak lagi peduli terhadap sesama. Saling menginjak satu sama lain, memperbudak rakyat miskin demi kepentingan mereka sendiri. Sungguh menyedihkan ketika manusia kurang beruntung tersebut berlomba bekerja melawan mesin. Bahkan kemajuan teknoloi membuat sebagian manusia merasa mampu menyaingi kuasa Tuhan, merasa mampu menciptakan makhluk hidup sendiri seperti hewan maupun manusia dengan teknik rekayasa genetika yang dibangga-banggakannya.
Apa yang dapat dilakukan manusia selanjutnya?
Pertanyaan terakhir yang terlintas setelah mengulas keterkaitan perkembangan teknologi dan dampaknya bagi kehidupan manusia, terutama dilihat dari perspektif keadilan bagi umat manusia adalah apa yang dapat dilakukan manusia selanjutnya untuk memperbaiki dampak yang telah maupun akan terjadi?
Tentunya perkembangan teknologi harus selalu diikuti dengan pemikiran matang terhadap segala dampak yang mungkin akan terjadi. Kehidupan manusia akan semakin seimbang ketika perkembangan teknologi dapat membawa kebaikan untuk sesama. Teknologi tidak lagi diperuntukkan untuk bangsa dan kalangan yang mempunyai kekuasaan tetapi kemajuan teknologi dapat dinikmati oleh setiap bangsa dan lapisan masyarakat. Perlakukan yang adil dan beradab yang ditujukan untuk seluruh umat manusia didunia. Itulah wujud nyata dari kemajuan teknologi yang diharapkan.
Manusia bukanlah Tuhan. Dalam kehidupan tentulah sebagai manusia memang harus terus belajar menguak misteri yang ada dalam setiap wujud ciptaan Tuhan. Kemampuan akan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih yang dihasilakn oleh mausia hanyalah setitik dari apa yang dimiliki oleh Tuhan, sehingga tidak ada kesombongan yang dapat dilakukan manusia termasuk menentang-Nya. Seperti angin, Tuhan tidaklah berwujud kasat mata, tetapi keberadaannya dapat dirasakan.

DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu.  Jakarta: Rajawali Pers
Rasuanto, Bur. 2005. Keadilan sosial (pandangan deontologis awls dan Habermas dua teori filsafat politik modern).
Widayanti, Hesty dan Krishnayanti, Ika N. 2003. Biotenologi: Imperialisme Modal dan Kejahatan Globalisasi. Yogyakarta: Insist Press
Prentis, Steve. 1990. Bioteknologi: Suatu Revolusi Industri yang Baru. Jakarta: Erlangga
Muhammad, Said. 1980. Etik Masyarakat Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita
http://id.shvoong.com/social-sciences/1999237-revolusi-industri/